Minggu, 17 Januari 2010

Wanita-wanita yang tiada lagi takut akan peluru
tidak pula takut akan pergolakan dan kepala tombak

Selamanya.....

Kehidupan para artis wanita pun tiada menyita perhatian
mereka.

Kulihat mereka, dan tidak kupercaya mereka
bahwa aku pernah melihat mereka.

Mereka serbu tentara pada siang bolong
dan pada malam hari.

Mereka tampar, lempar, dan pukul
para tentara dengan sandal.

Bila mereka melihat seorang syahid
roboh di antara mereka, mereka akan
lontarkan yel-yel heroik dengan tutur kata mereka.

Geraman yang meluncur dari mulut mereka
mengiang saat kesyahidan diperoleh oleh salah seorang
anggota keluarga mereka.

Mereka tumbuh dengan moral yang bersih,
yang mereka anggap sebagai sesuatu yang
fardhu dan sunah.

Kesucian moral, agama, dan kesabaran
adalah senjata mereka.

Saksikanlah betapa sabar mereka
menghadapi desingan peluru di atas kepala mereka.

Kesabaran mereka dalam menghadapi beban berat
karena suami-suami mereka di penjara.

Kesabaran mereka menghadapi gugurnya kafilah syuhada
putra-putra mereka.

Saksikanlah betapa seringnya mereka menyaksikan peristiwa
yang dapat membuat janin menjadi beruban.

Mereka sabar terhadap serangan yang meletihkan,
tak jadi lunak dan tak pula jadi lemah.

Untuk mereka seribu satu penghormatan,
Penghormatan untuk jihad mereka.

(Dinukil dari kumpulan sajak karya penyair Muhammad Shayyam)

Tidak ada komentar: